Minggu, 09 September 2012


1.     KONSULTASIa.  Bolehkah seorang wanita yang sedang mengalami haid (menstruasi/lampu merah) masuk ke  
      tempat pemakaman/halaman kuburan?
b.  Seseorang yang sedang puasa romadlon, tetapi dia tidak sahur. Bolehkah dia tidak sahur, 
      tetapi tetap berpuasa?  (Nita Fitriatul Rizka, D 03)
 Jawab :
a.     Boleh, karena memasuki area pemakaman bukan termasuk sesuatu yang diharamkan atas orang yang haid, namun jika yang ditanyakan adalah ziarah bagi wanita yang sedang haid maka hukumnya sama  seperti ziarah ke makam bagi wanita secara umum yaitu makruh. Kecuali jika yang diziarahi adalah  makam para nabi, ulama, dan wali hukumnya sunnah walaupun bagi wanita. (I’anatut Tholibin Juz 2 Hal : 141-147 dan Safinatun Naja’ Hal : 53).
b.    Boleh tidak sahur dan wajib berpuasa, karena sahur hanyalah kesunahan sebelum berpuasa. Nabi  Muhammmad SAW bersabda : Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barokah. (I’anatut Tholibin Juz 2 Hal : 245).

2.    Bagaimana hukumnya jika makmum mengikuti imam yang salah kiblatnya? (M. Nauval Khilmi M. HTQ)

Jawab :
Tidak boleh, karena di antara syaratnya bermakmum adalah tidak menyakini batal atau  
tidaknya sholatnya imam. Berarti dia yakin sholatnya imam tidak sah, karena menghadap
kiblat merupakan syarat sahnya sholat. (I’anatut Tholibin Juz 2 Hal : 266-267).


3.    Apa keutamaan dari puasa di bulan Muharrom? (Mahfudhoh, M 01)
 Jawab :
Puasa di bulan Muharrom atau yang lebih dikenal dengan istilah Puasa Asyuro dan Tasua’ memiliki keutamaan yang begitu besar Hanyalah Allah SWT yang tahu. Namun keutamaan yang diterangkan dalam hadist Nabi yaitu dapat menjadi penghapus dosa setahun sebelumnya dan dapat mendapat pahala puasa selama setahun.

4)  a)  Bolehkah sholat sunnah qobliyah/ba’diyah dikerjakan dua kali?
 b)  Apa hikmah di balik kita disunnahkan untuk mengerjakan sholat sunnah?
 c)   Bolehkah sholat sunnah qobliyah dikerjakan sebelum adzan?
Jawab :
a)    Sunnah Qobliyah/Ba’diyah (Sholat Rowatib) tidak boleh diulang-ulang, hanya saja sholat sunnah tersebut ada yang 2 rokaat satu salam dan 4 rokaat 2 salam yaitu qobliyah dan ba’diyahnya sholat dhuhur dan qobliyahnya sholat asar.
b)    Tujuan sholat sunnah adalah mencari ridhonya Allah SWT dan bentuk penghambaan (ubudiyyah) kepada-Nya. Fungsinya adalah untuk sarana paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena ibadah sunnah yang paling utama adalah sholat sunnah. Adapun manfaat lain sholat sunnah qobliyyah dan ba’diyyah adalah menyempurnakan kekurangan yang ada dalam sholat wajib yang kita tidak mengetahuinya di akhirat kelak, seperti kita sholat tanpa membaca al-fatihah dan merasa sudah membacanya, sedangkan hukum mengerjakan sholat sunnah hanya dianjurkan/sunnah bukan diharuskan/wajib.
c)   Selama waktunya sholat wajib sudah masuk, maka boleh mengerjakan sholat qobliyyah yang ada pada sholat wajib itu, walaupun belum ada adzan. (I’anatut Tholibin Juz 2 Hal : 234)